JAKARTA - Pemerintah telah memutuskan 1 Ramadan 1434 H jatuh pada Rabu 10 Juli 2013. Keputusan ini diambil karena tim yang disebar di sejumlah daerah tidak melihat kemunculan hilal.
Menurut Anggota Badan Hisab dan Rukyat Planetarium, Cecep Nurwendaya, tidak ada referensi pelaporan hilal jika hilal awal Ramadan 1434 H hari ini (9/7) dapat teramati di seluruh Indonesia.
Sebab, dari perhitungan posisi hilal pada saat matahari terbenam di pos observasi bulan pelabuhan ratu-Sukabumi pada Senin (8/7/2013) menunjukan tinggi/Irtifa' hilal baru mencapai 0,65 derajat dengan jarak busur bulan dan matahari 4,55 derajat. Umur hilal 3 jam 35 menit 52 detik dan iluminasi hilal 0,18 persen.
Sedangkan, dasar kriteria Imkanurukyat adalah dengan ketinggian hilal 2 derajat sementara ketinggian hilal saat ini baru 0,65 derajat. "Artinya tidak ada referensi pelaporan hilal awal Ramadhan 1434 H dapat terlihat di wilayah Indonesia hari ini," tegasnya di Kemenag, Jakarta.
Jika Hilal benar tidak terlihat hari ini, maka bulan Syakban akan digenapkan menjadi 30 hari dan awal Ramadhan kemungkinan akan jatuh hari Rabu 10 Juli 2013.
Sementara itu, Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kementerian Agama RI Muchtar Ali, menegaskan dari hasil pengamatan hilal yang dilakukan tim dari Kementerian Agama, semua menyatakan tidak dapat melihat hilal saat ini.
"Laporan rukyat dari 36 orang di 33 provinsi, semua menyatakan tidak melihat hilal," jelas Muchtar dalam Sidang Isbat di Auditorium Kemenag.
Dalam laporan pengamatan rukyat, Menteri Agama RI, Suryadharma Ali memberikan kesempatan kepada ormas-ormas Islam yang hadir untuk memberikan tanggapan atas hasil pengamatan tersebut.
Karena dari hasil pengamatan ternyata Hilal dinyatakan tidak terlihat, maka pemerintah kemungkinan akan menetapkan awal Ramadan pada Rabu 10 Juli 2013.
Hasil ini berbeda dengan penetapan Muhammadiyah yang telah menetapkan bahwa awal Ramadan jatuh pada hari Selasa 9 Juli 2013, besok.
(okezone/9/7/13)